Senin, 05 Januari 2009

Foto2 ABP

PII Tegal Delegation


The Tegal's


Pose Barang D'Leaf



Penyerahan Piala Juara I Lomba Mading


Penyerahan Piala Juara II Lomba... apa Ya?!


Tegal Delegation


Laen2...






Kamis, 04 Desember 2008

kader imsa?

Sabtu, 2 nov ‘08
Pukul delapan malam sudah. Tampak baru dua orang hadir di situ. Sang ketua dan satu orang karibnya. Sudah satu jam terlambat dari janji yang tertera di undangan. Yang satu beranjak meninggalkan yang lain. Hendak mencari mangsa manakala ada yang menyangkut. Kini, tinggal kami bertiga. Aku, seorang akhwat disampingku dan si karib. Sunyi, sepi, senyap, hening, atau apalah. tak ada sedikitpun kehidupan di situ. Tik,,tik,,tik,, hanya denting jam yang terus berlari. Dengan sangat angkuh ia menjalankan tiap langkah jarumnya. Merasa dialah yang paling berkuasa disini. Hahahahaha….. tawanya sombong. Terlihat dari angkuhnya diaberjalan
Cring… benar-benar senyap. Bahkan suara jarum yang amat kecil pun akan terdengar seperti meriam atao bom Bali 12 Oktober 2002 lalu. Yang kemarin isunya begitu hangat karena Amrozi cs, pelaku bom ( tapi menurutku belum tentu dia dech pelakunya) telah di eksekusi. Ah,, entah kenapa orang islam yang seharusnya memiliki ikatan ukhuwah yang kuat dan bersikap lembut pada sesama muslim tapi keras pada orang kafir justru berubah sebaliknya. Bukannya Negara kita adalah Negara muslim terbesar di dunia??? Selain itu, pemerintahannyapun dipegang oleh sebagian besar umat muslim. Tapi kenapa???
mereka begitu keras terhadap masalah bom Bali yang menewaskan korban hanya 200 an jiwa. Sedangkan dibelahan Indonesia lain, ribuan umat muslim dibantai dibawah perintah gereja, tapi…sama sekali tak ada tindak lanjut.ah…saudaraku, dimana kepedulian kita untuk memperjuangkan saudara kita. Wah, jadi ga nyambung gini.
Kembali lagi, Tak beberapa lama,,, beberapa orang mulai hadir. Bahkan satu diantaranya adalah beliau yang akan mengisi kajian ini. Kanda Nur Kholis. Suasanyanya masih sangat garing dan dingin. Menambah kedinginan karena hujan lebat beberapa saat lalu. Tak ada sedikitpun perbincangan…. Semua hanya mematung. Bacaan tilawah pun baru terdengar beberapa saat kemudian. Itupun…. Sangat kecil. Tapi…. Masih ada sedikit yang janggal. Dimana anak akhwatnya??? Bukankah kita kesini sengaja ingin sharing dengan temen-temen akhwat?? Kutunggu hingga akhir acara, tak satupun akhwat yang datang. Hanya aku, dan yang menemaniku. Beginilah kondisinya, akhwat disini emang bener-bener lagi krisis
Hem…dimulai juga nie acara, dibuka oleh seorang ikhwan, dilanjutkan dengan acara-acara berikutnya. Sampai akhirnya pada materi inti yang disampaikan kanda Kholis.
Yups, bener banget kata beliau. Sangat disayangkan sekali, ketika menjelang reformasi sebagian besar ormas islam akan pindah dari azas tunggal ke azas islam, PII yang “satu-satunya” organisasi yang masih bertahan dengan asaz islamnya malah berpindah ke azas tunggal… hiks,, gimana ga saying coba, Ry?
Selanjutnya sang pengisi seperti berperan sebagai guru sejarah, bercerita banyak tentang PII, bagaimana dahulu mereka berjuang, megarungi suka duka bersama, yang mungkin juga kita rasakan sekarang. Ga ketinggalan, beliau juga menjelaskan “ sifat-sifat kader PII yang harus dimiliki kader PII”. Nah loh… buat kamu-kamu yang ngrasa kader PII,pengen jaDi kaDer pII gimana nih sudahkah memiliki sifat-sifat itu? Pengen tahu apa ja?? Baca bae-bae ya, lalu…kecamkan dalam hati.:)
1.Muslim. Kalo yang ini, insya Allah temen-temen udah muslim semua bukan?
2.Istiqomah. Artinya konskwen, konsisiten, berpendirian tetap, etc. intinya jangen sampe dech kita patah arang ataopun putus asa menghadapi jalan dakwah yang keras ini.
3.Ikhlas. Ga gampang loh bersikap ikhlas. Bahkan gak jarang apa yang kita lakukan kadang bukan karena Allah, tapi juga tersembunyi niat-niat laen yang mendahului niat kita pada Allah. Ya, pelajari lah ilmu ikhlas. “Kuncinya Ikhlas!!!” kata salah seorang ketua PD Bumiayu yang selalu menggemborkan arti ikhlas waktu Forkomanda kemaren di Brebes.
4.Militan dan disiplin. Jadi, ga ada lagi undangan jam 15.00, tapi dateng jam 17.00. terlambat 2 jam sendiri dong. Gubrak!!!
5.Cerdas. yuPz, pokonya anak PII harus cerdas. And…success study jga ya. Makanya, sepadet apapun kegiatan kita di PII, diusahain jangan mengganggu KBM dong!
6.Dinamis/ Kreatif. Paling ga punya inovasi baru
7.Bijaksana. kata beliau, kalo mudah marah, itu namanya belum bijaksana.
8.Antusias dan Optimis. Yups,,optimislah bahwa KITA BISA!!! U can, if U think U can, nothing impossible, karena Allah selalu menolong kita.
9.Solodaritas tinggi.
10.Keilmuan. Paling ga kader PII sering membaca. Menggunakan waktu seefektif mungkin. Katanya orang PII dulu kemana aja pasti bawa buku.sekarang gimana…?? Kayanya buku sekaran berubah jadi robot kecil berbentuk persegipanjang yang sering kali melalaikan kita. Tau maksudnya kan? Tapi, kembali ke orangnya juga c.
11.memiliki kemahiran. Paling tidak kemahiran apalah yang memeperlihatkan kita bisa melakukan sesuatu di luar hal yang biasa.
12.Menjadi Tauladan. Nah,,yang ini nie, apakah kita sudah bisa memberikan tauladan yang baik disekitar kita?

Selasa, 11 November 2008

Aku Ingin Mama Kembali

Sebuah kisah teladan dari negeri China

Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa.

Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya.
Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27
Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.

Pada tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini.Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.

Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Demikian
ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.

Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat.

ZhangDa Merawat Papanya yang Sakit.

Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia
membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.

Zhang Da menyuntik sendiri papanya.

Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan ijeksi/suntikan kepada pasiennya.

Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri. Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.

Aku Mau Mama Kembali

Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da,
Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir.

Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!” Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab
apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu” Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, “Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!” demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.

Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun
tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup
untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit, mengapa ia tidak minta
sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat katabelece yang dipegangnya semua akan membantunya. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.

Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini. Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yg
istimewa untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun ujian yg dihadapi pasti ada jalan keluarnya…ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Tuhan tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan umat-Nya.

Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan….bangkitlah! karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yg telah berusaha sekuat kemampuannya.

Selasa, 16 September 2008

Batu Rubi yang Retak

Alkisah, di sebuah kerajaan, raja memiliki sebuah batu rubi yang sangat indah. Raja sangat menyayangi, mengaguminya, dan berpuas hati karena merasa memiliki sesuatu yang indah dan berharga. Saat permaisuri akan melangsungkan ulang tahunnya, raja ingin memberikan hadiah batu rubi itu kepada istri tercintanya. Tetapi saat batu itu dikeluarkan dari tempat penyimpanan, terjadi kecelakaan sehingga batu itu terjatuh dan tergores retak cukup dalam.

Raja sangat kecewa dan bersedih. Dipanggillah para ahli batu-batu berharga untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Beberapa ahli permata telah datang ke kerajaan, tetapi mereka menyatakan tidak sanggup memperbaiki batu berharga tersebut.

“Mohon ampun, Baginda. Goresan retak di batu ini tidak mungkin bisa diperbaiki. Kami tidak sanggup mengembalikannya seperti keadaan semula.”

Kemudian sang baginda memutuskan mengadakan sayembara, mengundang seluruh ahli permata di negeri itu yang mungkin waktu itu terlewatkan.

Tidak lama kemudian datanglah ke istana seorang setengah tua berbadan bongkok dan berbaju lusuh, mengaku sebagai ahli permata. Melihat penampilannya yang tidak meyakinkan, para prajurit menertawakan dia dan berusaha mengusirnya. Mendengar keributan, sang raja memerintahkan untuk menghadap.

“Ampun Baginda. Mendengar kesedihan Baginda karena kerusakan batu rubi kesayangan Baginda, perkenankanlah hamba untuk melihat dan mencoba memperbaikinya. ”

“Baiklah, niat baikmu aku kabulkan,” kata baginda sambil memberikan batu tersebut.

Setelah melihat dengan seksama, sambil menghela napas, si tamu berkata, “Saya tidak bisa mengembalikan batu ini seperti keadaan
semula, tetapi bila diperkenankan, saya akan membuat batu rubi retak ini menjadi lebih indah.”

Walaupun sang raja meragukan, tetapi karena putus asa tidak ada yang bisa dilakukan lagi dengan batu rubi itu, raja akhirnya setuju. Maka, ahli permata itupun mulai memotong dan menggosok.

Beberapa hari kemudian, dia menghadap raja. Dan ternyata batu permata rubi yang retak telah dia pahat menjadi bunga mawar yang sangat indah. Baginda sangat gembira, “Terima kasih rakyatku. Bunga mawar adalah bunga kesukaan permaisuri, sungguh cocok sebagai hadiah.”

Si ahli permata pun pulang dengan gembira. Bukan karena besarnya hadiah yang dia terima, tetapi lebih dari itu. Karena dia telah
membuat raja yang dicintainya berbahagia.

Netter yang luar biasa…. Di tangan seorang yang ahli, benda cacat bisa diubah menjadi lebih indah dengan cara menambah nilai lebih yang diciptakannya. Apalagi mengerjakannya dengan penuh ketulusan dan perasaan cinta untuk membahagiakan orang lain.

TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA DI DUNIA INI

Shi Shang Mei You Shi Quan Shi Mei De Ren

Saya kira demikian pula bagi manusia, tidak ada yang sempurna, selalu ada kelemahan besar ataupun kecil. Tetapi jika kita memiliki
kesadaran dan tekad untuk mengubahnya, maka kita bisa mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada sekaligus mengembangkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki sehingga keahlian dan karakter positif akan terbangun. Dengan terciptanya perubahan-perubahan positif tentu itu merupakan kekuatan pendorong yang akan membawa kita pada kehidupan yang lebih sukses dan bernilai!

Sumber: Batu Rubi yang Retak oleh Andrie Wongso

Jumat, 15 Agustus 2008

Foto Bu...???

Bu Koorda





Kabid Ekstern
dan
Kabid intern


Kami Bergabung dalam
Power Puff Girl !!
Berjuang Bareng Yuuuk !!!
By Ukhti Isyah